- 1 Pembedahan pertama sebelum kenabian
- 2 Peristiwa ketika Isra
- 2.1 Pembedahan kedua sesudah kenabian
- 2.2 Beliau SAW melihat gambaran para nabi dan umatnya
- 2.3 Beliau SAW bertemu beberapa kelompok malaikat dan mereka berwasiat sama untuk umat beliau
- 2.4 Beliau SAW bertemu Nabi Ibrahim yang berwasiat untuk umat beliau
- 2.5 Beliau SAW mengimami shalat jama'ah para nabi di Masjid Al-Aqsha
- 2.6 Beliau SAW melihat Nabi Musa, Nabi Isa, Dajjal, dan Malaikat Malik
- 2.7 Disodorkan kepada beliau SAW dua gelas minuman
- 3 Peristiwa ketika Mi'raj
- 3.1 Langit Ke-1 (ar-Rafii'ah): Adam
- 3.2 Langit Ke-2 (al-Maa'uun): Isa dan Yahya
- 3.3 Langit Ke-3 (al-Maziinah): Yusuf
- 3.4 Langit Ke-4 (az-Zahirah): Idris
- 3.5 Langit Ke-5 (al-Muniirah): Harun
- 3.6 Langit Ke-6 (al-Khaliishah): Musa
- 3.7 Langit Ke-7 (al-Ajiibah): Ibrahim
- 3.8 Bait al-Makmur
- 3.9 Peristiwa di Sidratul Muntaha
- 3.10 Peristiwa di Surga
- 3.11 Peristiwa di Neraka
- 3.12 Langit Ke-6: Saran Musa
- 3.13 Sidratul Muntaha: Keringanan kewajiban shalat
- 3.14 Langit Ke-6, Sidrat al-Muntaha
- 3.15 Langit Ke-6: Berserah diri
- 4 Peristiwa Sepulang Isra Mi'raj
- 5 Referensi
Pembedahan pertama sebelum kenabian
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam didatangi Jibril Alaihi wa Sallam
ketika beliau bermain bersama anak-anak (sebayanya). Lalu beliau
diambil, kemudian dibedah dadanya. Dikeluarkanlah jantung (qolbu, hati),
lalu dikeluarkan dari jantung itu segumpal darah. Dia (Jibril) berkata:
"Ini adalah bagian setan darimu." Kemudian jantungnya dibasuh dalam
bejana emas dengan Air Zam Zam, lalu dikembalikan ke tempatnya semula.
Sementara anak-anak tadi datang mengabarkan kepada ibunya, yaitu ibu
susuannya. Mereka berkata: "Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh."
Kemudian mereka mendatanginya (Muhammad) dan beliau dalam keadaan
berubah kulitnya (menjadi pucat). Anas berkata: "Dan sungguh aku pernah
melihat bekas pembedahan itu di dada beliau."
- HR Muslim (162.3), Kitab Iman, Bab Isra Rasulullah ke Langit dan Kewajiban Shalat.
Perkataan Anas tentang bekas pembedahan inilah yang mungkin sekarang dikenal sebagai jaringan parut.
Peristiwa ketika Isra
Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:
Pembedahan kedua sesudah kenabian
Qatadah: Telah mengisahi kami Anas bin Malik, dari Malik bin Sha'sha'ah radhiyallahu anhuma, ia telah berkata: Telah bersabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam:
"Ketika aku di al-Bait (yaitu Baitullah atau Ka'bah) antara tidur dan
jaga", kemudian beliau menyebutkan tentang seorang lelaki di antara dua
orang lelaki. "Lalu didatangkan kepadaku bejana dari emas yang dipenuhi
dengan kebijaksanaan dan keimanan. Kemudian aku dibedah dari tenggorokan
hingga perut bagian bawah. Lalu perutku dibasuh dengan Air Zam Zam,
kemudian diisi dengan kebijaksanaan (hikmah) dan keimanan. Dan
didatangkan kepadaku binatang putih yang lebih kecil dari kuda dan lebih
besar dari baghal (peranakan kuda dan keledai), yaitu Buraq.
- HR al-Bukhari (3207). Hadits ini akan dilanjutkan pada bagian Langit Ke-1.
Dari Anas bin Malik, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW:
"Aku didatangi mereka (malaikat), kemudian mengajakku ke Sumur Zam Zam.
Lalu dadaku dibedah, kemudian dibasuh dengan Air Zam Zam. Lalu aku
dikembalikan."
- HR Muslim (162.2), Kitab Iman, Bab Isra Rasulullah ke Langit dan Kewajiban Shalat.
Beliau SAW melihat gambaran para nabi dan umatnya
Dari Ibnu Abbas, ia telah berkata: Ketika Nabi SAW diisra`kan, beliau
melewati seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka ada banyak
orang. Dan seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka beberapa
orang. Dan seorang nabi dan beberapa nabi, dan bersama mereka tidak ada
seorangpun sampai beliau melewati kelompok yang besar. Aku berkata:
“Siapa Ini?” Dijawablah (oleh Jibril): “Musa dan kaumnya. Akan tetapi
angkatlah kepalamu, kemudian lihatlah!” Kemudian ada kelompok besar yang
memenuhi ufuk dari sebelah sana dan dari sebelah sana. Lalu dikatakan
(oleh Jibril): “Mereka adalah umatmu dan yang lainnya adalah kelompok
dari umatmu yang berjumlah tujuh puluh ribu (70.000) orang yang akan
masuk surga tanpa hisab (perhitungan amal).” Kemudian beliau masuk (ke
kamar beliau) dan mereka (para sahabat) tidak menanyai beliau dan beliau
tidak merangkan kepada mereka. Maka mereka berkata: "Kami adalah mereka
itu tadi". Dan ada pula yang berkata: "Mereka adalah anak-anak kami
yang lahir dalam fitrah dan Islam". Kemudian Nabi SAW keluar, lalu
bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang tidak berobat dengan besi
panas, tidak meruqyah, dan tidak pula bertakhayul (tathayyur). Dan
mereka bertawakal kepada Tuhan mereka.” Lantas Ukasyah bin Mihshan
berdiri lalu berkata: “Saya termasuk mereka wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab: “Ya.” Kemudian yang lain lagi berdiri lalu berkata pula: “Saya
termasuk mereka?" Beliau menjawab: “Kamu telah didahului oleh Ukasyah
(dalam bertanya demikian).”
- HR at-Tirmidzi (2446). Beliau berkata: "Ini adalah hadits hasan shahih".
Dalam hadits ini terdapat tambahan seorang sahabat lagi yang mendapat kabar gembira akan masuk surga, yaitu Ukasyah bin Mihshan.
Beliau SAW bertemu beberapa kelompok malaikat dan mereka berwasiat sama untuk umat beliau
Dia (Anas) berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: "Tidaklah aku
melewati sekelompok malaikat pada malam aku diisra`kan kecuali mereka
berkata: Wahai Muhammad, suruhlah umatmu berbekam."
- HR Ibnu Majah (3479), Kitab Pengobatan, Bab Bekam. Disahkan al-Albani dalam Shahih al-Jami` (II: 5671), dan Takhrij al-Misykat (4544).
Dari Ibnu 'Abbas, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda: "Tidaklah
aku melewati sekelompok malaikat pada malam aku diisra`kan kecuali tiap
mereka berkata kepadaku: Wajib bagimu wahai Muhammad untuk berbekam."
- HR Ibnu Majah (3477), Kitab Pengobatan, Bab Bekam. Dishahihkan al-Albani dalam ash-Shahihah (V: 2263) dan Shahih al-Jami` (II: 5672).
Beliau SAW bertemu Nabi Ibrahim yang berwasiat untuk umat beliau
Dari Ibnu Mas'ud, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW:
Aku bertemu Ibrahim pada malam aku diisra'kan. Iapun bertanya: "Wahai
Muhammad, suruhlah umatmu mengucapkan salam kepadaku, dan kabarkanlah
kepada mereka bahwa sesungguhnya surga subur tanahnya, manis airnya, dan
terhampar luas. Dan bahwasanya tanamannya adalah (ucapan dzikir)
Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahu Akbar."
- HR at-Tirmidzi (3462), Kitab Doa-Doa dari Rasulullah, Bab Dalil tentang Keutamaan Tasbih, Takbir, Tahlil, dan Tahmid. Beliau berkata: Ini adalah hadits hasan gharib dari sisi ini dari hadits Ibnu Mas'ud. Dihasankan al-Albani dalam ash-Shahihah (I:105) dengan dua syahid (penguat) dari hadits Ibnu 'Umar dan hadits Abu Ayyub al-Anshari.
Beliau SAW mengimami shalat jama'ah para nabi di Masjid Al-Aqsha
Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW :
"..... Dan sungguh telah diperlihatkan kepadaku jama'ah para nabi.
Adapun Musa, dia sedang berdiri shalat. Dia lelaki tinggi kekar
seakan-akan dia termasuk suku Sanu'ah. Dan ada pula 'Isa bin Maryam
alaihi`ssalam sedang berdiri shalat. Manusia yang paling mirip dengannya
adalah 'Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi. Ada pula Ibrahim 'alaihi`ssalam
sedang berdiri shalat. Orang yang paling mirip dengannya adalah sahabat
kalian ini, yakni beliau sendiri. Kemudian diserukanlah shalat. Lantas
aku mengimami mereka. Seusai shalat, ada yang berkata (Jibril): "Wahai
Muhammad, ini adalah Malik, penjaga neraka. Berilah salam kepadanya!"
Akupun menoleh kepadanya, namun dia mendahuluiku memberi salam.
- HR Muslim (172).
Beliau SAW melihat Nabi Musa, Nabi Isa, Dajjal, dan Malaikat Malik
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda: "Pada
malam aku diisra'kan aku melewati Musa di gundukan tanah merah ketika
dia sedang shalat di dalam kuburnya."
- HR Muslim (2375), Kitab Keutamaan-Keutamaan, Bab Sebagian Keutamaan Musa.
Dari Abu al-'Aliyah: Telah mengisahi kami sepupu Nabi kalian, yaitu
Ibnu 'Abbas radhiya`llahu 'anhuma, dari Nabi SAW, beliau telah bersabda:
"Pada malam aku diisra'kan aku telah melihat Musa, seorang lelaki
berkulit sawo matang, tinggi kekar, seakan-akan dia adalah lelaki Suku
Syanu'ah. Dan aku telah melihat 'Isa, seorang lelaki bertinggi sedang,
berambut lurus. Dan aku juga telah melihat Malaikat Penjaga Neraka dan
Dajjal" termasuk ayat yang telah diperlihatkan Allah kepada beliau.
{maka janganlah kamu ragu tentang pertemuan dengannya (yaitu Musa)
(as-Sajdah, 32: 23)}.
Dari Anas dan Abu Bakrah, dari Nabi SAW: "Malaikat-malaikat kota Madinah berjaga-jaga dari Dajjal."
- HR al-Bukhari (3239), Kitab Permulaaan Penciptaan, Bab Penyebutan Malaikat.
Disodorkan kepada beliau SAW dua gelas minuman
Abu Hurairah telah berkata: Pada malam beliau diisra`kan, disodorkan
kepada Rasulullah SAW dua gelas minuman: khamr (minuman keras) dan susu.
Beliaupun melihat keduanya, lalu mengambil susu. Jibril berkata:
"Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki engkau kepada fitrah.
Seandainya engkau mengambil khamr, niscaya binasalah umatmu."
- HR al-Bukhari (4709), Kitab Tafsir al-Qur'an, Bab Firmannya {yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram (al-Isra', 17: 1)}.
Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW:
Ketika aku diisra`kan, aku bertemu Musa. Dia berkata: Kemudian beliau
menyifatkannya. Dia adalah lelaki, aku mengira beliau bersabda: Kurus,
agak tinggi. Rambutnya ikal, seakan-akan dari suku Syanu'ah. Beliau
bersabda: Dan aku bertemu 'Isa. Dia berkata: Kemudian beliau
menyifatkannya. Beliau bersabda: Tingginya sedang, berkulit kemerahan,
seperti baru keluar dari Dimas, yaitu pemandian. Dan aku telah melihat
Ibrahim. Beliau bersabda: Dan aku adalah keturunannya yang paling mirip
dengannya. Beliau bersabda: Dan disodorkan kepadaku dua gelas minuman.
Salah satunya susu, dan yang lain khamr. Kemudian dikatakan kepadaku:
Ambillah yang mana dari keduanya yang engkau kehendaki! Akupun mengambil
susu, kemudian meminumnya. Lalu dikatakan kepadaku: "Engkau telah
ditunjuki kepada fitrah" atau "Engkau telah menepati fitrah. Adapun
sungguh seandainya engkau mengambil khamr, niscaopljasalah umatmu."
- HR at-Tirmidzi (3130), Kitab Tafsir al-Qur`an dari Rasulullah, Bab Dan Dari Surah Bani Isra`il. Beliau berkata: "Ini adalah hadits hasan shahih."
Peristiwa ketika Mi'raj
Langit Ke-1 (ar-Rafii'ah): Adam
Akupun pergi bersama Jibril hingga kami mendatangi Langit Dunia. Ada
yang bertanya: "Siapa ini?", dia menjawab: "Jibril". Ditanya lagi:
"Siapa bersamamu?", dia menjawab: "Muhammad". Ditanya lagi: "Dan sudah
waktunya ia diutus kepada-Nya?", dia menjawab: "Ya". Dikatakanlah:
"Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba".
Begitu menjumpai Adam, aku memberinya salam. Diapun berkata: "Selamat
datang untukmu wahai anak dan nabi!".
Langit Ke-2 (al-Maa'uun): Isa dan Yahya
Kemudian kami mendatangi Langit Kedua. Ada yang bertanya: "Siapa
ini?", dia menjawab: "Jibril". Ditanya lagi: "Siapa bersamamu?", dia
menjawab: "Muhammad". Ditanya lagi: "Sudah waktunya ia diutus
kepada-Nya?", dia menjawab: "Ya". Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya
dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba". Ketika menjumpai Isa dan
Yahya, keduanya berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan
nabi!".
Langit Ke-3 (al-Maziinah): Yusuf
Lalu kami mendatangi Langit Ketiga. Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril". Ditanya lagi: "Siapa bersamamu?", dia menjawab:
"Muhammad". Ditanya lagi: "Dan sudah waktunya ia diutus kepada-Nya?",
dia menjawab: "Ya". Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya dan sungguh
sebaik-baik pendatang telah tiba". Saat menjumpai Yusuf, aku memberinya
salam. Dia berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!".
Langit Ke-4 (az-Zahirah): Idris
Lantas kami mendatangi Langit Keempat. Ada yang bertanya: "Siapa
ini?", dia menjawab: "Jibril". Ditanya: "Siapa bersamamu?", dia
menjawab: "Muhammad". Ditanya lagi: "Dan telah waktunya ia diutus
kepada-Nya?", dia menjawab: "Ya". Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya
dan sebaik-baik pendatang telah tiba". Tatkala menjumpai Idris, aku
memberinya salam. Diapun berkata: "Selamat datang untukmu, wahai saudara
dan nabi!".
Langit Ke-5 (al-Muniirah): Harun
Kemudian kami mendatangi Langit Kelima. Ada yang bertanya: "Siapa
ini?", dia menjawab: "Jibril". Ditanya: "Siapa bersamamu?", dia
menjawab: "Muhammad". Ditanya lagi: "Dan sudah waktunya ia diutus
kepada-Nya?", dia menjawab: "Ya". Dikatakanlah: "Selamat datang untuknya
dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba". Saat kami menjumpai
Harun, aku memberinya salam. Diapun menjawab: "Selamat datang untukmu,
wahai saudara dan nabi!".
Langit Ke-6 (al-Khaliishah): Musa
Lantas kami mendatangi Langit Keenam. Ada yang bertanya: "Siapa
ini?", dia menjawab: "Jibril". Ditanya: "Siapa bersamamu?", dia
menjawab: "Muhammad". Dikatakan: "Dan sudah waktunya ia diutus
kepada-Nya? Selamat datang untuknya dan sebaik-baik pendatang telah
tiba." Ketika menjumpai Musa, aku memberinya salam. Diapun dia berkata:
"Selamat datang untukmu, wahai saudara dan nabi!". Tatkala aku berlalu,
dia menangis sehingga ditanya: "Apa yang menyebabkanmu menangis?". Dia
menjawab: "Wahai Tuhan, (yang menyebabkanku menangis yaitu) pemuda ini
yang diutus sesudahku. Umatnya yang masuk surga lebih utama daripada
umatku yang memasukinya."
Langit Ke-7 (al-Ajiibah): Ibrahim
Lalu kami mendatangi Langit Ketujuh. Ada yang bertanya: "Siapa ini?",
dia menjawab: "Jibril". Ditanya: "Siapa bersamamu?", dia menjawab:
"Muhammad". Dikatakanlah: "Dan telah waktunya ia diutus kepada-Nya?
Selamat datang untuknya dan sungguh sebaik-baik pendatang telah tiba."
Saat menjumpai Ibrahim, aku memberinya salam. Diapun berkata: "Selamat
datang untukmu, wahai putra dan nabi!".
Bait al-Makmur
Tatkala dinaikkan ke Baitul Makmur, aku menanyai Jibril. Maka ia
menjawab: "Ini adalah Baitul Makmur. Setiap hari di dalamnya shalat
tujuh puluh ribu (70.000) malaikat. Jika mereka telah keluar, mereka
tidak akan pernah kembali lagi ke sana sampai yang terakhir dari
mereka."
Peristiwa di Sidratul Muntaha
Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:
Dan aku dinaikkan ke Sidratul Muntaha yang mana buahnya seperti
bejana batu dan daunnya seperti telinga gajah. Pada akarnya terdapat
empat sungai: dua sungai batin dan dua sungai lahir. Begitu kutanyai
Jibril, ia menjawab: "Adapun dua yang batin (tidak tampak dari dunia)
berada di surga, sedangkan dua yang lahir (tampak di dunia) adalah Nil
dan Eufrat." Kemudian aku diwajibkan lima puluh shalat.
- HR al-Bukhari (3207).
Peristiwa di Surga
Dari Anas bin Malik, dari Nabi {{{SAW}}}, beliau telah bersabda:
Ketika aku jalan-jalan di Surga, aku mendekati sungai yang di kedua
bantarannya terdapat kubah-kubah dari rangkaian mutiara. Aku bertanya:
"Apa ini wahai Jibril?" Ia menjawab: "Ini adalah al-Kautsar yang
diberikan Tuhanmu kepadamu." Maka ingatlah (ketahuilah) oleh kalian
bahwa tanahnya atau debunya adalah kesturi yang harum semerbak.
- HR al-Bukhari (6581), Kitab Kelembutan Hati, Bab Tentang al-Kautsar.
Peristiwa di Neraka
Dari Anas bin Malik, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:
Ketika aku dimi'rajkan [Tuhanku yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi],
aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku-kuku dari tembaga. Mereka
mencakari wajah-wajah dan dada-dada mereka. Aku bertanya: "Siapa mereka
wahai Jibril?" Ia menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang memakan
daging manusia dan menumpuk-numpuk harta."
- HR Abu Dawud (4878), Kitab Adab, Bab Tentang Ghibah. Menurut al-Albani hadits ini shahih lighairih dalam ash-Shahihah (II: 533) dan Shahih at-Targhib (III: 2839). Sebelumnya dalam Takhrij al-Misykat (III: 5046) beliau belum menetapkan derajatnya.
Langit Ke-6: Saran Musa
Saat aku kembali (turun) hingga menjumpai Musa, ia bertanya: "Apa
yang engkau bawa?".Kujawab: "Aku diwajibkan lima puluh shalat". Ia
berkata: "Aku lebih mengetahui manusia daripadamu. Aku telah berurusan
dengan Bani Israil dengan urusan yang sulit. Dan sesungguhnya umatmu
tidak akan mampu. Maka kembalilah kepada Tuhanmu, kemudian mintalah
(keringanan) kepada-Nya."
Sidratul Muntaha: Keringanan kewajiban shalat
Oleh karena itu aku kembali. Akupun meminta (keringanan) kepada-Nya sehingga Dia menjadikannya empat puluh.
Langit Ke-6, Sidrat al-Muntaha
Kemudian seperti tadi (ketika bertemu Musa), lalu tiga puluh.
Kemudian seperti tadi sehingga Dia jadikan dua puluh. Kemudian seperti
tadi sehingga Dia jadikan sepuluh. Ketika aku bertemu Musa, ia berkata
seperti tadi. Dia pun menjadikannya lima.
Langit Ke-6: Berserah diri
Tatkala aku bertemu Musa, ia berkata: "Apa yang engkau bawa?". Begitu
kujawab: "Dia jadikan lima", ia (masih) berkata seperti tadi. Maka aku
katakan: "Aku berserah diri dengan baik", sehingga diserukanlah:
"Sesungguhnya Aku (Allah) telah menetapkan kewajiban-Ku serta
meringankan hamba-Ku, dan Aku akan memberi pahala kebajikan sepuluh
kalinya."
- HR al-Bukhari (3207) dengan redaksi sebagaimana telah dikemukakan panjang lebar, an-Nasai (448), dan Ahmad (17378 & 17381).
Peristiwa Sepulang Isra Mi'raj
Isra Mi'raj merupakan ujian keimanan bagi manusia
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma tentang firman-Nya Ta'ala:
"Dan Kami tidak menjadikan penglihatan yang telah Kami perlihatkan
kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia" (al-Isra', 17: 60). Ia
berkata: Itu adalah dengan mata yang telah dilihat Rasulullah SAW pada
malam beliau diisra'kan ke Bait al-Maqdis. Ia berkata: "dan pohon kayu
yang terkutuk dalam Al-Qur'an", ia berkata: Itu adalah Pohon Zaqqum.
- HR al-Bukhari (3888), Kitab Manaqib, Bab Mi'raj.
Beliau SAW menceritakan Isra Mi'raj dan melihat gambaran Baitul Maqdis
Dari Ibnu Abbas, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW:
Ketika malam aku diisra'kan dan subuhnya aku telah sampai di Makkah, aku
mengkhawatirkan urusanku, dan aku tahu bahwasanya manusia akan
mendustakanku. Kemudian aku duduk bersedih hati.
Ia Ibnu Abbas) berkata: Kemudian melintaslah musuh Allah, Abu Jahl.
Dia datang sehingga duduk di dekat beliau, kemudian berkata kepada
beliau: Kamu tampak bersedih, apakah ada sesuatu? Rasulullah SAW pun
menjawab: Ya. Dia berkata: Apa itu? Beliau menjawab: Sesungguhnya aku
diisra'kan malam tadi. Dia berkata: Ke mana? Beliau menjawab: Ke Bait
al-Maqdis. Dia bertanya: Kemudian engkau subuh sudah ada di hadapan kami
(di Makkah ini)? Beliau jawab: Ya. Ia berkata: Namun dia tidak
menampakkan sikap bahwa dia mendustakannya karena takut beliau tidak mau
menceritakan hal itu lagi jika kaumnya dipanggilkannya. Dia berkata:
Tahukah engkau, jika engkau hendak mendakwahi kaummu, kau harus kisahi
mereka apa yang barusan kau ceritakan padaku. Rasulullah SAW pun
menjawab: Ya.
Kemudian dia berseru: Kemarilah wahai penduduk Bani Ka'ab bin Lu`ai!
Lalu mereka berkumpul kepadanya datang sampai duduk mengelilingi
keduanya. Dia berkata: Kisahi kaummu apa yang telah engkau kisahkan
kepadaku. Rasulullah SAW pun berkata: Sesungguhnya malam tadi aku
diisra'kan. Mereka bertanya: Ke mana? Kujawab: Ke Bait al-Maqdis. Mereka
bertanya: Kemudian subuh engkau berada di depan kami. Beliau menjawab:
Ya.
Ia (Ibnu Abbas) berkata: Maka ada yang bersorak dan ada yang
meletakkan tangannya di atas kepala heran atas kebohongan itu (menurut
mereka). Mereka berkata: Dan apakah engkau dapat menyifatkan kepada kami
masjid itu? Dan di antara penduduk ada yang pernah pergi ke negeri itu
dan pernah melihat masjid itu. Maka Rasulullah SAW bersabda: "Maka aku
mulai menyebutkan ciri-cirinya dan tidaklah aku berhenti menyifatkan
sehingga aku lupa beberapa cirinya." Beliau bersabda: "Lantas
didatangkanlah masjid sampai diletakkan tanpa kesamaran sehingga aku
dapat melihat(nya). Maka aku menyifatkannya dengan melihat hal itu."
Ia berkata: Dan sampai ini, ada sifat yang tidak aku hafal.
Ia berkata: Kemudian ada kaum yang berkata: "Adapun sifat tersebut, demi Allah, ia benar."
Hasan dan Abu Zaid telah berkata: Abdu`sh Shamad telah berkata: Telah
mengisahi kami Hilal, dari Ikrimah, dari Ibnu 'Abbas, ia telah berkata:
Nabi SAW diisra'kan ke Bait al-Maqdis. Kemudian sekembalinya dari
malamnya itu, beliaupun mengisahi mereka (umat manusia) mengenai
perjalanannya, ciri-ciri Bait al-Maqdis dan unta-unta mereka. Maka
saling berbincanglah (gemparlah) manusia.
Hasan berkata: Kami membenarkan Muhammad terhadap apa yang
diucapkannnya. Lalu banyak orang yang kembali kafir. Kemudian Allah
menebas leher-leher mereka bersama-sama dengan Abu Jahal (ketika Perang
Badar). Dan Abu Jahal berkata: "Muhammad menakut-nakuti kita dengan
Pohon Zaqqum (terlaknat). Bawalah kemari kurma dan mentega, kemudian
laknatlah ia." Dan beliau telah melihat Dajjal dalam bentuknya dengan
mata kepala, bukan ketika mimpi saat tidur; 'Isa, Musa, dan Ibrahim
semoga shalawat Allah atas mereka. Kemudian Nabi SAW ditanya tentang
(ciri-ciri) Dajjal. Beliaupun menjawab: "Tinggi dan besar."
Hasan berkata: Beliau berkata: "Aku melihatnya berkulit putih, tinggi
besar. Salah satu matanya juling seperti bintang yang bersinar. Rambut
kepalanya seperti ranting-ranting pohon. Dan aku melihat 'Isa sebagai
pemuda berkulit putih, kepalanya tegak, bermata tajam, bertubuh bagus.
Dan aku melihat Musa (yang) kekar, berkulit sawo matang, (dan) berambut
lebat."
Hasan berkata (melanjutkan riwayat marfu' tadi): "Rambutnya indah.
Dan aku melihat Ibrahim, maka aku tidak melihat salah satu cirinya
kecuali aku melihatnya ada pada diriku. Seakan-akan dia adalah sahabat
kalian ini (yaitu Rasulullah sendiri). Kemudian Jibril 'alaihi`s salam
berkata: "Berilah salam kepada Malik (malaikat penjaga neraka)", maka
aku mengucapkan salam kepadanya."
Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah n :
"Sungguh aku telah melihat di al-Hijr dan orang-orang Quraisy menanyaiku
tentang perjalanan malamku (isra). Mereka menanyaiku tentang hal-hal
dari Baitul Maqdis yang tidak kuperhatikan. Maka akupun gelisah dengan
kegelisahan yang belum pernah kurasakan sebelumnya." Beliau bersabda:
"Kemudian Allah menampakkan (gambaran Baitul Maqdis) untukku sehingga
aku melihat kepadanya. Tidaklah aku ditanya tentang sesuatupun (mengenai
Baitul Maqdis) kecuali aku kabarkan hal itu kepada mereka.
Dan sungguh telah diperlihatkan kepadaku jama'ah para nabi. Adapun
Musa, dia sedang berdiri shalat. Dia lelaki tinggi kekar seakan-akan dia
termasuk suku Syanu'ah. Dan ada pula Isa bin Maryam p sedang berdiri
shalat. Manusia yang paling mirip dengannya adalah Urwah bin Mas'ud
ats-Tsaqafi. Ada pula Ibrahim p sedang berdiri shalat. Orang yang paling
mirip dengannya adalah sahabat kalian ini, yakni beliau sendiri.
Kemudian diserukanlah shalat. Lantas aku mengimami mereka. Seusai
shalat, ada yang berkata: Wahai Muhammad; ini adalah Malik, penjaga
neraka. Berilah salam kepadanya. Akupun menoleh kepadanya, namun dia
mendahuluiku memberi salam."
- HR Muslim (172), Kitab Iman, Bab Penyebutan al-Masih bin Maryam dan al-Masih ad-Dajjal.
Ketika Suku Quraisy mendustakanku [ketika aku diisrakan ke Baitul
Maqdis], aku berdiri di al-Hijr. Kemudian Allah menampakkan Baitul
Maqdis bagiku. Akupun menerangkan kepada mereka tentang ciri-cirinya
sementara aku melihat (penampakan) itu.
- HR al-Bukhari (3886) & [4710] - redaksi di atas, Ahmad, al-Baihaqi, at-Tirmidzi, dan an-Nasai dari Jabir. Takhrij hadits dalam Shahih al-Jami' (II: 5215).
Abu Bakar memperoleh julukan ash-Shiddiq
Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:
Saat Nabi SAW diisrakan ke Masjid al-Aqsha, subuhnya orang-orang
membicarakan hal itu. Maka sebagian orang murtad dari yang awalnya
beriman dan membenarkan beliau. Mereka memberitahukan hal itu kepada Abu
Bakar radhiya`llahu anhu. Mereka bertanya: "Apa pendapatmu tentang
sahabatmu yang mengaku bahwasanya dia diisrakan malam tadi ke Baitul
Maqdis?" Dia (Abu Bakar) menjawab: "Apakah ia berkata demikian?" Mereka
berkata: Ya. Dia menjawab: "Jika ia mengatakan itu, maka sungguh ia
telah (berkata) jujur." Mereka berkata: "Apakah engkau membenarkannya
bahwasanya dia pergi malam tadi ke Baitul Maqdis dan sudah pulang
sebelum subuh?" Dia menjawab: "Ya, sungguh aku membenarkannya (bahkan)
yang lebih jauh dari itu. Aku membenarkannya terhadap berita langit
(yang datang) di waktu pagi maupun sore." Maka karena hal itulah, Abu
Bakar diberi nama ash-Shiddiq (orang yang membenarkan).
- HR al-Hakim dari Aisyah radhiyallahu anha. Shahih lighairih menurut al-Albani dalam ash-Shahihah (I: 306).
Datang sekelompok orang-orang Quraisy kepada Abu Bakar. Mereka
kemudian berkata: "Apa pendapatmu tentang sahabatmu ! Ia mengaku
bahwasanya dia mendatangi Baitul Maqdis, kemudian pulang ke Makkah dalam
satu malam saja ?! Abu Bakar menjawab: "Apakah ia berkata demikian?"
Mereka berkata: "Ya." Dia menjawab: "Sungguh ia telah jujur." (menurut
riwayat al-Baihaqi: Dia menjawab: "Ya, sungguh aku membenarkannya bahkan
yang lebih jauh dari itu. Aku membenarkannya terhadap berita langit."
Dia berkata: Maka karena itulah, dia diberi nama ash-Shiddiq).
- HR Qasim bin Tsabit (dan al-Baihaqi) dalam ad-Dalail mereka masing-masing dari Jabir (al-Isra, h. 60-61).
Referensi
- (ar) Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. 2000. Al-Isra wa al-Mi'raj. Amman, Yordania: al-Maktabah al-Islamiyyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar